PAIN IS NOT THE RESULT OF SOMETHING. PAIN IS HOW WE REACT TO SOMETHING

THE BIGGEST SACRIFICE IS ONE THAT LEFT UNKNOWN. THE DEEPEST WOUND IS ONE THAT LEFT UNSEEN. THE SADDEST TEAR IS ONE THAT LEFT UNSPOKEN JANGAN TERLALU MENGHARAPKAN SESUATU DARI SESEORANG. KARENA TERKADANG DIA YANG SANGAT MENCINTAIMU ADALAH YG PALING MENYAKITIMU

U Smile I Smile


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

Rabu, 26 Januari 2011

Secondhand Serenade - You and I [New single 2010]+[Lyrics+Download Link]

Read more »

Kamis, 30 Desember 2010

Darimana Harus Kumulai Kata

Entah darimana harus kumulai kata-kata pembuka hatiku. Setiap kali aku bertemu denganmu, aku selalu saja seperti terhipnotis, kamu membuatku lupa akan segalanya. Wajahmu selalu saja hadir dan menimbulkan akan rasa lupa yang membingungkan pada wajah-wajah wanita lain yang pernah kucintai sebelumnya, begitu kuatnya.

Aku tak pernah tahu dari jurusan mana kamu datang. Tiba-tiba kamu hadir begitu saja, membawa keremangan takdirku. Kamu membekap hatiku dalam kebimbangan cinta—tanpa arah, tanpa tujuan pasti, tapi aku suka. Entah kamu anugerah ataukah mungkin malah penderitaanku.

Aku ingat ketika pertama kali mengenalmu. Perpustakaan adalah kata kuncinya. Entah kenapa aku selalu memilih meja dan kursi yang sama demi membaca buku, mungkin karena tata letaknya yang dekat dengan jendela hingga aku bisa merasakan sepoi angin membelaiku. Saat itu kutemukan sebuah buku agenda di atas meja tempat biasanya aku membaca buku-buku perpustakaan. Kubuka lembaran pertama buku agenda itu. Nama dan nomor handphone pemiliknya tertulis jelas pada lembaran pertama. Dari situlah akhirnya aku mengenalmu—kamu adalah pemilik buku agenda itu.

Paling tidak seminggu dua kali kita selalu menyempatkan diri untuk bertemu di perpustakaan, di meja yang sama. Kita selalu membahas bacaan yang sama, sajak yang sama, novel yang sama, filsafat yang sama. Tapi kita tidak pernah membahas tentang cinta yang sama.

Padahal ingin sekali aku mendongengkan tentang cerita kerajaan hatiku padamu. Ingin sekali aku berlutut didepanmu dan meneriakkan yel-yel di perpustakaan ini ”Aku cinta padamu Laras, aku sayang padamu Laras….”, tanpa peduli dengan tulisan ’harap tenang’ yang tertempel disetiap sudut temboknya, tanpa peduli pada amukan penjaga perpustakaan yang matanya melotot seperti penjagal berdarah dingin dan suaranya yang seperti petir menggelegar itu.

Namun mulutku selalu saja terkunci, lidahku kelu. Entah kenapa tubuhku selalu bergetar, menggigil dalam euforia dan ketakutan bercampur baur. Ungkapan hatiku selalu saja terhalang dengan kepengecutanku. Ataukah karena aku takut kamu tolak?

Ataukah karena aku tak berhasrat untuk menyatakan cinta? Karena aku sering merasa seolah-olah jiwaku, dalam dunia kehidupan khayalku, berdekatan sangat erat denganmu, jiwaku dan jiwamu dengan esensi dan substansi yang sama, telah ditakdirkan untuk bersama, dan itu telah cukup bagiku — apakah aku seorang pecinta yang bodoh?

Hari itu di tempat biasa kita bertemu, kamu menyodorkan potret seorang lelaki kepadaku. Ah, hatiku serasa dilandai badai. Dia tampan, katamu. Tapi aku hanya diam membisu kelu tak berbahasa dalam kata. Kutatap potret itu, entah kenapa hatiku sepertinya sedih, tapi disisi lain aku bahagia. Sedih karena teriris perih ngilu pilu disayat sembilu luka cinta. Dan bahagia jika kamu memang telah menemukan kebahagian bersama lelaki pilihanmu.

Kukembalikan potret itu ke dalam tanganmu, kuberikan gurat senyum paksa. Lantas kamu menyimpannya kembali kedalam dompetmu, kusimpan pula lembaran hatiku jauh dalam almari angan-angan.

”Gimana tampan kan?” tanyamu lagi. Rupanya kamu seorang gadis yang butuh penegasan. Aku hanya menjawab dengan anggukan setengah terpaksa saja.

”Namanya Raka. Kemarin dia menyatakan cintanya kepadaku. Dan aku menerimanya.”ucapmu.

”Hmmm…bagus itu.”komentarku datar. Bibirku tersungging meski hatiku tersinggung pedih sakit. Tapi aku tidak boleh kelihatan sedih didepanmu. Aku harus tegar sekuat batu karang yang kokoh tak bergeming dilanda ombak yang mengganas. Walaupun ketegaranku cuma pura-pura belaka.

Setelah itu kamu tidak pernah lagi ke perpustakaan, kamu menghilang. Bahkan nomor handphonemu pun tidak aktif. Apakah karena kamu sudah menemukan tambatan hatimu si Raka itu, lantas kamu melupakanku begitu saja? Setidaknya aku hanya ingin kamu anggap sebagai temanmu, karena sudah tidak mungkin lagi aku berharap menjadi cintamu.

***

Sudah dua bulan. Tidak! Persisnya sebulan lebih dua puluh hari sejak aku kehilangan kamu. Namun kenangan kerlingan sepasang mata dan senyum lesung pipitmu begitu menghanyutkanku. Dari bangku perpustakaan inilah selalu kuperhatikan wajahmu nan ayu ketika kita duduk saling berhadapan.

Bibirmu yang begitu ranum dan setengah membuka saat membaca buku. Sepertinya bibir itu baru saja terlepas dari ciuman panjang dan hangat yang belum terpuaskan. Helai-helai rambutmu yang panjang hitam legam lurus terurai bergerak disaput sepoi angin nakal yang muncul dari jendela, sehingga seringkali kamu berusaha untuk menyibaknya kembali ke belakang jika rambut indahmu menyapa nakal permukaan wajahmu yang ayu.

Ketenanganmu membaca buku, gemulai tanganmu yang membolak-balik buku memperlihatkan sifat alami yang tak terbatasi ruang dan waktu. Ah aku sepertinya tidak akan sanggup melupakanmu. Hakikat esensi dirimu yang lembut telah menciptakan rasa pengabdian yang begitu kokoh dalam sisi kejantananku.

Kamu telah terlanjur membuat hatiku terbakar dan meleleh perlahan menyakitkan. Kamu membuat lidahku tak lagi merasa nikmat mengecap rasa makanan yang kata orang-orang begitu lezat. Tahukah kamu aku selalu memikirkan hal yang sama setiap hari setelah kamu menghilang. Apakah kini mungkin bagiku untuk benar-benar berhenti menatapmu?

Mungkinkah aku akan benar-benar melupakanmu? Tapi semuanya itu berlangsung diluar kendaliku. Sebulan lebih dua puluh hari aku selalu mengelilingi perpustakaan ini, begitu seringnya, hingga aku dapat mengenali tata letak semua buku yang ada di rak perpustakaan ini melebihi pengetahuan penjaga perpustakaan ini. Namun terlepas betapa aku telah menunggumu dan mencarimu di perpustakaan ini, semuanya sia-sia belaka. Aku selalu saja kalah.

***

Hari ini seperti biasanya kulewatkan waktu istirahat siangku dengan membaca di perpustakaan. Dari jendela yang terbuka aku dapat menatap hujan yang turun. Dalam cuaca hujan aku merasa bebas dan santai, seolah-olah tetes titik hujan membasuh pikiran-pikiran sedihku.

Akan tetapi, hari ini aku merasa ada suatu perasaan istemewa yang mengendap dalam ceruk mataku masuk menjelajahi pikiranku. Kulihat sosok wanita berpakaian putih, laksana seorang malaikat berjalan menuju arahku. Lantas wanita itu berdiri didepanku. Kudongakkan kepalaku memandangnya. Kerlingan sepasang mata dan senyum lesung pipit itu, tidak mungkin kulupa. Itu kamu. Ya, itu kamu.

Aku tetap duduk. Aku terdiam bagai batu gapura candi, merasa bagaikan seorang yang bermimpi dan tidak ingin bangun dari mimpinya. Aku merasa mendapatkan suatu kepuasan yang tak terungkapkan—seperti seorang anak kecil yang bahagia karena dibelikan kembang gula oleh ibunya.

Kamu mengambil tempat duduk, lalu duduk dihadapanku. Jantungku berhenti berdetak. Kutahan nafasku karena cemas kalau-kalau nafasku akan membuatmu menghilang lagi, minggat dari keberadaanmu, seolah-olah kamu adalah kepulan asap rokok yang biasanya kuhisap nikmat.

”Bagaimana kabar kamu?” tanyamu mengawali pembicaraan.

Wajahmu menunjukkan ekspresi tenang. Tapi matamu seolah menyembunyikan sesuatu.

”Aku baik-baik saja” jawabku.

Keringat dingin membasahi dahiku. Kusapu dengan ujung lengan bajuku.

”Aku tahu kamu selalu berada di perpustakaan ini. Aku hendak memberikan ini kepadamu.”katamu seraya menyodorkan sebuah undangan pertunangan. Tertera namamu dan Raka di bagian depannya. Aku bisa membaca isinya walau aku tidak membukanya.

”Selamat ya…”ucapku menyembunyikan sedih.

Kusodorkan tanganku hendak menyelamati kamu. Tapi kamu menampiknya. Lantas aku hanya terdiam. Aku sungguh tidak mengerti.

”Hugghhh…Ternyata selama ini aku bodoh…”katamu.

”Bodoh?” tanyaku penasaran.

”Ya, aku bodoh, aku mengira kamu mencintaiku.”

Kutundukkan wajahku.

”Kamu tidak bodoh, aku memang mencintaimu.”ujarku lirih hingga seperti sebuah bisikan saja.
Entah mengapa kamu malah menangis terisak.

”Kenapa kamu baru mengatakannya sekarang? Kenapa tidak sedari dulu sewaktu kita bertemu.?”ucapmu.

”Aku…a..ku…aku takut kamu tolak.”

”Tahu tidak?! Untuk berkenalan denganmu aku sengaja menaruh buku agendaku di atas meja perpustakaan tempat biasanya kamu membaca buku, tujuanku supaya kamu bisa menemukannya dan mengembalikannya kepadaku. Sudah lama aku melihatmu di perpustakaan ini. Sudah lama aku diam-diam mencintaimu, bahkan sebelum kita berkenalan. Tapi mengapa kamu hanya diam saja, bahkan saat Raka hadir dalam kehidupanku? Wanita itu butuh ketegasan dari laki-laki!”isakmu.

Aku sungguh kaget dengan penuturanmu. Benarkah itu semua? Kalau begitu selama ini aku sungguh bodoh sekali.

”Tapi kini semuanya sudah terlambat. Tidak ada kesempatan lagi untukku.”kataku sambil kutatap undangan darimu.

”Rio…Tidak ada kata terlambat! Betapapun Dewi fortuna adalah sosok perempuan yang berkenan hanya terhadap laki-laki yang berani, punya nyali dan mampu menguasai setiap kesempatan, bukan laki-laki yang hanya diam dan menyerah kalah!”serumu memecah kebimbangan hatiku.

Aku segera tersadar, lantas aku berlutut didepanmu dan meneriakkan gema yel-yel dalam perpustakaan ”Aku cinta padamu Laras, aku sayang padamu Laras….”, tanpa peduli dengan tulisan ’harap tenang’ yang tertempel disetiap sudut temboknya, tanpa peduli pada amukan penjaga perpustakaan yang matanya melotot seperti penjagal berdarah dingin dan suaranya menggelegar seperti petir mengancamku untuk tenang dan diam.

Kamu hanya mendekapku dalam tangisan. Entah mengapa aku sangat bahagia sekali saat kamu membisikkan ”bawalah aku pergi dalam duniamu, dalam kerajaan hatimu…” Ternyata selama ini kita benar-benar berada dalam cinta yang sama. Bukan hanya dalam khayalanku saja.

Kini aku tak tahu darimana harus kumulai kata untuk meminangmu. Memintamu menjadi pendamping hidupku, bukan sekedar pacar. Tapi sebelumnya biarkanlah aku dongengkan perihal kerajaan hatiku kepadamu — dimana rajanya adalah aku dan permaisurinya adalah kamu.

*****Pepatah

Ungkapan perasaan cinta memang bukan hanya sekadar kata, namun cinta dapat pula diungkapkan dengan genggaman tangan yang erat namun lembut, pun tatapan hangat namun tajam setajam isi hati. Tetapi itu bukanlah alasan bahwa kamu boleh memendam perasaan cinta.

Cinta harus diungkapkan dengan perkataan, karena cinta butuh kepastian. Kepastian yang menyatakan isi hati. Ketahuilah, perkataan adalah sosok yang paling mampu untuk mewakili isi hati, karena sedekat apapun kamu dengan seseorang, kamu tidak akan pernah mengetahui isi hatinya.

Berani dan jujurlah dengan perasaanmu. Singkirkan rasa takutmu, karena pada hakekatnya, cinta hanyalah untuk mereka yang berani, bukan mereka yang pengecut, yang hanya bisa memuji dalam hati, mengagumi dalam mimpi


Akhirnya, bisa juga buat cerpen, semoga aja cerita ini bagus dehh :D

Read more »

Minggu, 26 Desember 2010

ARTI CINTA SEJATI

Girl adalah seorang cewek yg menjadi buta karena
sebuah kecelakaan..
Sejak ia menjadi buta..ia merasa terasing dari
lingkungannya..
Ia merasa tidak ada seorang pun yg
memperhatikan atau menyayanginya..

Hingga kemudian hadirlah Boy dalam hidupnya..
Boy sangat sayang dan perhatian pada Boy..
Ia tidak pernah mempermasalahkan kebutaan Girl
sebagai suatu kekurangan yg berarti..
Ia sungguh-sungguh mencintai Girl dengan tulus…

Suatu hari berkatalah Girl kepada Boy..

G : Boy…mengapa kamu begitu menyayangiku..?

B: hmmm..entahlah..aku tidak pernah tau alasan
mengapa aku begitu menyayangimu..yg aku
tahu..aku benar-benar tulus menyayangimu Girl..
(tersenyum)

G : tapi..aku kan buta..apa yg bisa aku perbuat
untukmu..? apa yg bisa aku berikan buatmu..?

B : Boy..aku tidak mengharap apapun
darimu..buatku..kamu bisa ceria setiap hari dan
menyayangiku dengan tulus itu sudah cukup..aku
senang ketika kau merasa senang..

G : (terharu) belum pernah ada orang yg begitu
menyayangi aku yg buta seperti ini..

B : (menggenggam tangan Boy sambil tersenyum)

G : Boy..kalo sampai suatu saat nanti aku bisa
melihat lagi..aku pasti akan menikahimu..karena
hanya kamu satu-satunya orang yg dengan tulus
menyayangiku…

B : benarkah..?

G : iya..aku janji..kalau suatu saat nanti aku bisa
melihat, PASTI aku akan menikahimu..

B : (terharu) terima kasih Girl..aku sangat
menyayangimu…

G : (tersenyum) ya..aku tahu itu..aku juga sangat
menyayangimu Boy..

singkat cerita..
Girl melakukan operasi cangkok mata dan
berhasil..ia mampu melihat lagi..
Ia pun tidak sabar untuk segera menemui Boy..

Pergilah ia mencari Boy..
sampai ia berhasil menemukannya…
Namun…
alangkah terkejutnya ia mengetahui bahwa
ternyata Boy adalah seorang laki buta..
Ia tidak bisa menerimanya..Ia pun menolak Boy..
Ia lupa akan semua janjinya…

B : Girl..bukankah kamu sudah berjanji akan
menikah denganku..?

G : ummm….(bimbang) ya memang aku pernah
berkata begitu..tapi tidak dengan keadaanmu yg
seperti ini..

B : Bagaimana mungkin kamu mengingkari
janjimu sendiri..? bukankah kau bilang hanya aku
satu-satunya orang yg menyayangimu..?

G : eeeerr…maaf Boy..tapi aku tidak bisa menikah
dengan Laki buta..maaf..

Girl pun pergi meninggalkan Girl..

Boy yang kecewa dan merasa dikhianati..memilih
untuk bunuh diri..

Saat ia ditemukan meninggal..ada sepucuk surat
disakunya..

“Dear Girl…
Memang tidak banyak yg bisa aku berikan
padamu..tidak banyak yg bisa aku lakukan
untukmu…
Namun..aku sungguh-sungguh tulus
menyayangimu…
Semoga kedua mataku itu bisa berguna
bagimu..bisa membawakan terang dan keceriaan
dalam hidupmu kembali..”

NB : Kadang kala kita tidak boleh melihat sesuatu
hanya dengan mata..melainkan juga dengan hati
kita.. Mata itu bisa menipu..namun hati tidak..kata
hati selalu merupakan kejujuran terdalam dalam
hidup manusia..


NB From me : ternyata dibalik kelembutan perempuan terdapat kejahatan yang tersembunyi

For me : Laki2 itu memang SULIT untuk mencintai wanita yang tidak sempurna, tetapi wanita itu SANGAT SULIT untuk mencintai laki2 yang tidak sempurna

Read more »

Seorang gadis lumpuh dan pendira AIDS

” Sebuah kisah cinta antara Angel seorang gadis lumpuh dan Martin seorang pendira AIDS, Bagaimana mereka menunjukkan pada dunia, Tidak ada yang berbeda dengan apa yang orang lihat, mereka hanyalah manusia yang berusaha untuk diakui sebagai bagian dari masyarakat”.

Tentang Angel.

Seorang gadis berusia 23 tahun. Bekerja sebagaisekretaris sebuah perusahaan seluler. Ia memiliki seorang kekasih bernama Hendra. Angel begitu bergembira saat pulang dan memeluk ibunya.

“ Bu, Hendra akan melamarku malam ini dan kami akan bertemu di taman kota, tempat dimana pertama kali bertemu..” kata Angel pada ibunya.

“ Bagaimana kamu yakin nak?”

“ Tentu saja aku yakin, sebab kami sudah merencanakan itu, dan Hendra bilang malam ini iya akan melamarku..”

“ Kalau begitu lekaslah kamu pergi dan berganti pakaian terbaikmu..”

Angel bergembira malam yang ia tunggu selama mereka berpacaran lebih dari 3 tahun kini menjadi akhir dari kisah cinta mereka.

Tentang Martin.

Martin berumur 25 tahun. Pria playboy dan terlahir dari keluarga jutawan.Jam menunjukan pukul 7 malam. Tiba-tiba pintu kamarnya terdengar ketukan. Martin sedang tertidur, ia bangun dan membuka pintu dengan wajah kesel. Seorang aju dan ayahnya terlihat didepan pintu.

“ Kenapa sih? Ganggu orang tidur aja..!!!”

“ Maaf tuan, Ayah anda sudah menunggu di ruang tamu untuk makan malam keluarga.”

“ Bilang padanya, aku ada dibawah sebentar lagi..” Kata Martin tidak melawan.

Ajudan itu pergi, Martin merapikan mukanya yang kusut karena semalam ia baru saja pergi dugem dan pulang pukul 7pagi, setelah rapi ia pun langsung ke bawah menemui ayahnya di meja makan. Bersama ibu dan adiknya Sheila.Ia duduk begitu saja.

“ Begini cara kamu membesarkan anakmu? Pagi jadi malam, malam jadi pagi. “ kata ayah ketus.

“ Sudahlah pak, Martin ayo makan.”

Dengan setengah hati martin makan. Tapi baru mencicipi sedikit sarapan. Ia sudah menghilang dengan wajah kesel ayahnya. Martin pergi dengan mobil BMWnya menelusuri jalan yang sudah penuh dengan lampu warna warni. Kota ini akan merayakan natal dalam waktu beberapa hari lagi.Ia hanya berujar dalam hati.

“ Ayahku kaya, untuk apa berkerja. Tujuh turunan pun tidak akan pernah habis.”

Seorang gadis menelepon padanya. Tampaknya gadis itu adalah incarannya untuk malam ini, Mereka tampak asyik sibuk berbicara bersamaan, DIitengah jalan.

Kembali ke Angel.

Ibunya sudah berdiri di depan pintu. Angel menyalakan motor vespanya. Lengkap dengan pakaian terbaiknya.

“ Aku pergi dulu ya..”

“ Kenapa tidak kamu minta di jemput saja.” Tanya ibunya.

“ Tidak apa bu, Hendra langsung pulang kerja. Kan nanti kena macet. Lagi pula aku ingin pergi masing-masing saja. Jadi bertemu disana.”

“ Ya, sudah nak. Hati hati ya.”

Angel pun melaju motornya sambil membayangkan apa yang akan terjadi dalam hari terindahnya.

Kembali ke Martin.

Martin tampak tertawa, gadis itu membiuskan kata-kata indah di telinganya. Ia selalu ingat jika ia bisa memberikan apapun yang diinginkan oleh gadis yang menyukainya, ia rela memberikan uang , permata ataupun emas yang diingkan. Saat ia berjalan, ia tidak menyadari lampu merah diatasnya. sebuah vespa yang melaju di lampu hijau. Martin terkejut, mobilnya melaju. Menabrak vespa itu hingga terpental. 10 meter jauhnya. Yang ia ingat, seorang gadis terkujur kaku dijalan. Hatinya risau, apakah ia harus melihat korban itu. Atau melarikan diri, tapi ia tau. Bila ia mendekat, maka ia akan membuat masalah dengan dirinya sendiri diantara kerumunan orang yang mulai mendekati korban.

Ia pun memutuskan satu kenyataan— lari dari kejadian itu.

Tentang Hendra.

Ia menunggu tanpa adanya kejelasan ditaman. Hatinya cemas, ia mencoba menelepon Angel berulang-ulang tapi sama sekali tidak diangkat. Satu jam berlalu, hatinya mulai cemas. Ia berpikir, Angel menolak dirinya. Hingga ia menelepon terakhir kali dan mendapatkan suara asing, suara seorang pria yang mengatakan kalau gadis yang memiliki hendphone itu. Sedang dirawat dalam ruangan unit darurat. Ia langsung menuju rumah sakit, menyimpan cincin tunangan untuk Angel. Saat ia tiba, ibu Angel tampak berdiri dengan tangisan khawatir.

Kembali ke Martin.

Ia mulai sadar, banyak saksi yang melihatnya dengan nomor mobilnya. Ia ceritakan masalah ini kepada ayahnya. Ayah meminta ia bertanggung jawab, tapi ibunya menolak. Ia sadar putranya bisa berada di penjara bila ia menyerahkan diri. Uang tidak berarti bagi putranya untuk lepas dari Penjara. Satu keputusan saat itu juga. Martin harus pergi keluar negeri. Melarikan diri dan membuat alibi dengan orang lain yang berada di mobil, dengan uang ayahnya bisa membayar orang lain untuk berpura-pura mengaku melakukan perbuatan yang tidak ia lakukan.

Natal terlewatkan dengan masalah diantara ketiganya. Hendra bersedih dengan keadaan kekasihnya. Angel tidak pernah tau keadaanya, Martin melarikan diri dengan rasa gundah dan bersalah.

2 bulan berlalu.

Angel masih berada di rumah sakit. Ia mulai sadar, tapi kakinya telah dinyatakan hilang. Ia harus mengalami kelumpuhan di kedua kakinya. Hendra menemani kekasihnya. Memberikan dukungan batin dan kekuatan yang tidak bisa Angel bayangkan untuk hidup. Angel pun berusaha menerima kenyataan kini ia cacat.

Martin berada di Australia menghabiskan waktunya dengan minum dan minum untuk melepas kegelisahan hatinya.

6 bulan berlalu.

Angel berdiri untuk pertama kalinya dari kursi roda. Hendra menopang kakinya untuk berjalan. Walaupun merasa berat di hatinya. Ia sadar ia tidak akan pernah menjadi normal.

Martin semakin gelisah, ia ingin pulang. Ibunya bilang padanya tunggulah hingga 6 bulan ke depan. Hanya satu yang ingin ia tanyakan

“ Ibu bagaimana keadaan korban yang aku tabrak?”

“ Dia tidak mati, ia masih hidup.”

“ Syukurlah, tapi aku tetap ingin tau.”

“ Kamu akan tau kelak bila kamu pulang, lebih baik kamu tetap disana hingga kasus ini ditutup.”

1 tahun berlalu.

Angel mulai bisa berjalan dengan menggerakan kursi roda lewat tangannya. Hendra mengajaknya untuk bertemu orang tuanya. Apa yang ia dapatkan saat ia sedang duduk di sofa ruang tamu. Tanpa sengaja ia mendengar apa yang ibu Hendra katakan.

“ Ibu tidak ingin punya menantu lumpuh dan cacat seperti itu.”

“ Ibu kenapa bilang begitu, bagaimanapun dia adalah Angel yang sama, sama seperti saat aku membawanya pertama kali.”

“ Berbeda. Ia gadis cacat.. bukan gadis cantik yang dulu kamu bawah.”

Keduanya bicara, dan Angel mendengar. Ketika mereka sadar. Angel telah mengatakan satu hal yang begitu berat untuknya.

“ Maafkan aku, mulai saat ini aku akan melepaskan Hendra untuk selamanya.”

Hendra berusaha untuk tetap bertahan, tapi akhirnya ia pun menerima keputusan Angel.

Martin telah kembali setelah ia mendapatkan kepastian kalau kasusnya telah kelar dengan orag lain yang bersedia mengantikan dirinya di penjara.

Angel mencoba untuk bekerja normal. Ia tidak akan ditolak di kantor lamanya, tapi dengan kaki yang pincang dan terkadang harus mengunakan kursi roda. Ia merasa seperti seorang yang tak berguna, hanya bisa merepotkan siapapun. Ketika ingin naik escalator ataupun menaikin tangga semuanya terasa berat. Setiap malam ia hanya bisa menangis, melihat keadaanya, ibunya menyadari keadaan putrinya, hatinya pun perih tapi hanya bisa berharap tuhan memberikan kekuatan untuk anak semata wayangnya setelah ayah Angel meningal.

Martin berhasil mendapatkan apa yang ia ingin tau, tentang korban yang selalu membayangin dirinya. Dan sumber informasinya mengatakan tentang gadis itu. Ia mendapatkan kantor Angel. Ia segera menuju kantor itu yang ternyata merupakan bagian dari perusahaan ayahnya. Saat itu ia melihat Angel tampak berusaha menaiki tangga. Hatinya tergerak untuk mendekat. Membantu mendorong kursi rodanya.

“ Terima kasih..” Kata Angel padanya.

Martin terdiam, hatinya begitu pilu melihat Angel begitu cantik tapi jadi cacat karenanya.

“ Tidak masalah.”

“ Kamu kerja dikantor ini lantai berapa?”

“ Lantai 3.”

“ Kamu?” Tanya Angel balik.

Martin bingung menjawab pertanyaan Angel, ia tidak pernah berkerja hingga akhirnya ia mengarang sebuah kisah.

“ Aku baru kerja disini, di lantai dua,”

“ Oh ya..:”

“ Andai saja aku di lantai satu, pasti aku ga perlu repotin orang hehehe. Jadi ga enak hati..” kata Angel.

Meraka tiba di eskalator. Sekali lagi Angel mencucapkan terima kasih pada pria itu.Martin pulang saayt itu pula dengan wajah bersedih. Ia ingin menangis melihat dosa yang ia lakukan pada Angel. Ia pulang kerumah ayahnya dan meminta perkerjaan di kantor itu. Ayahnya begitu heran dengan sikap putranya tapi menerima keputusan Martin. Ia langsung menjadi direktu dalam perusahaan itu. Dalam satu hari ia memutusan untuk memindahkan kantor dimana Angel bekerja dari lantai 3 ke 1. Setiap harinya ia selalu memandangin Angel saat ia bisa, ia tak pernah mengalami satu keadaan yang begtu sulit dalam hidupnya. Ia memutuskan untuk mendekati Angel, mencoba untuk mengatakan satu kejujuran yang tak bisa ia ucapkan saat ini. Tentang hal yang membuat Angel menjadi seperti saat ini.

Dari hari ke hari, mereka semakin dekat. Martin membuat banyak kemudahan di kantor untuk Angel agar bisa mengunakan kursi rodanya secara bebas. Ia makan bersama Angel di kantin yang tidak pernah ia jamah sebelumnya. Mengenang sosok Angel yang berhati mulia, sosok yang rendah hati dan menerima kenyataan hidupnya sebagai gadis cacat.Suatu hari karena bosan, Martin mengajak Angel untuk makan di luar.

“ Makan denganku di luar? Tidak salah kamu kan direktur disini?”

“ Emangnya direktur tidak boleh makan bersama kamu.”

“ Bukan begitu, aku hanya takut merepotkan direktur bila jalan bersamaku. Kota ini tidak ramah dengan kursi roda, aku tidak ingin merepotkan direktur bila jalan bersamaku hingga harus mendorong kursi ini.”

“ Tenang saja, ayo katakan apa yang ingin kamu makan, ini perintah dari Direktur jangan pernah menolak!!”

“ Baiklah. Aku ingin makan Sushi Tei, sungguh aku sudah lama tidak pernah makan disana.”

“ Kalau begitu ayo kita makan.”

Mendengar Angel ingin makan sushi tei, Martin langsung meminta ajudan ayahnya untuk membooking semua kursi yang ada di restorant itu hanya untuk mereka. Ketika Angel tiba di sushi tei, ia terkejut melihat restorant itu hanya ada mereka berdua. Ia hanya mendengar kata terakhir Martin.

“ Makanlah semua yang kamu inginkan..”

Mereka pun makan dengan lahap. Martin begitu menikmati keadaanya bersama Angel, hingga mereka menyadari kalau natal akan datang dalam beberapa minggu lagi.

“ Kalau natal nanti, apa yang kamu inginkan Angel.”

“ Aku kalau natal selalu meminta banyak hal, tapi sayangnya tidak pernah terjadi tuh. “

“ Kalau begitu katakan lah, aku ingin tau..”

“ Sungguh kamu ingin tau?”

“ Tentu saja aku ingin tau.. ayolah sebutkan.”

“ Aku ingin bisa berjalan lagi..”

Hendra tertegun, hatinya miris dan wajahnya menunduk.Tadinya ia berpikir ingin memberikah hadiah kepada Angel, apapun yang Angel inginkan. Kini mendengar permintaan sulit itu, ia bersedih.

“ Adakah hal lain yang bisa kamu katakan selain itu,?”

“ Tidak ada, aku tidak ingin meminta soalnya. Kamu tahu tahun lalu ketika aku sudah meminta eh tiba-tiba malah ga pernah terjadi..”

“ Kalau boleh tau, kamu tahun lalu minta apa?”

Angel tertunduk, ia sadar natal tahun lalu begitu kelabu, ia meminta Hendra meminangnya dan semua benar-benar gagal.

“ Aku tidak bisa katakan, itu sudah menjadi masa lalu, kalau kamu? Katakan dong apa yang kamu mau?”

Martin mendekat kepada Angel, matanya tampak serius.

“ Aku tidak ingin apa-apa selain hanya bisa melihatmu tersenyum. Itu cukup buatku.”

Angel pun tertawa. Mereka melewatkan makan siang itu begitu gembiranya. Setelah makan siang, Angel turun ke loby. Saat itu Martin hendak menggendong tubuh Angel mobil. Tanpa sengaja Angel melihat Hendra sedang bersama wanita lain melewati mereka. Angel terdiam melihat mantan kekasihnya, Begitu pun Hendra. Hanya Martin dan kekasih Hendra yang tak mengerti apa yang membuat keduanya saling bertatapan.

Hendra pun berjalan dan masuk ke mobil. Angel melihat Hendra pergi darinya. Ketika ia di mobil, ia menangis. Martin begitu bingung. Dan bertanya apa yang terjadi. Angel pun mengatakan satu hal tentang natal tahun lalu dan harapannya.

“ Aku ingin menikah, tapi kekasihku tidak bisa karena aku sudah menjadi cacat..”

Martin hanya terdiam, hatinya semakin tak berdaya.

Natal telah tiba, Martin mulai mengerti satu alasannya untuk menjadi seorang pria pada utuhnya. Ia memberikan hadiah kepada Angel, sebuah hadiah yang mungkin terlalu berharga untuk Angel. Sebuah kalung berlian di leher Angel. Martin menyadari satu hal, ia mulai mencintai Angel. Ada yang harus ia katakan di acara makan malam natal bersama mereka. Di atas meja makan dengan lilin merah menyala, Martin menyatakan cinta kepada Angel.

“ Apakah kamu yakin ingin menjadi kekasih dari seorang gadis cacat sepertiku?

“ Aku berjanji dalam hatiku dan atas nama Tuhan kalau, aku bersungguh-sungguh ingin menjadi bagian dalam hidupmu Angel, apapun yang terjadi dengan keadaanmu, kamu adalah gadis yang kuinginkan dalam hidupku, sekarang dan selamanya.”

Kalimat itu membuat Angel begitu bahagia, walaupun ia ragu pada awalnya. Pada akhirnya Martin benar-benar membuktikan satu hal kepada Angel. Ia benar-benar mencintai gadis itu.Mereka pun berpacaran secara resmi. Keluarga Martin yang tidak pernah melihat Martin demikian berubahnya dalam hidup menyambut kegembiraan putranya begitu bahagia.Suatu ketika dimalam hari, Angel merasakan kuasa Tuhan, tiba-tiba jari kakinya mampu bergerak. Ia mulai menyadari satu hal, kalau ia mulai bisa merasakan kakinya kembali setela lama lumpuh tanpa bergerak.

Martin tidak pernah mengerti. Mengapa tubuhnya semakin lama semakin lemas. Hingga akhirnya ia jatuh sakit. Ia terdampar di rumah sakit. Angel datang dan membuat keluarga martin begitu terkejut.

“ Siapa dia ?” Tanya ibu Martin pada Martin yang terbaring ketika Angel bersamanya.

“ Ini kekasihku bu..”

Keluarga Martin terdiam. Ia tidak pernah meyangka kalau anaknya punya pacar yang cacat. Semua bisa menebak kalau tentu saja keluarga martin tidak pernah bisa menerima hubungan mereka. Tapi Martin tidak peduli. Saat itu, setelah kelua dari rumah sakit. Ia benar-benar mendapatka hadiah terburuk dalam hidupnya. Martin positif HIV. Sebuah kenyataan yang begitu pahit dalam hidupnya, ntah gadis mana yang ia tidurin dan menularkan penyakit itu padanya.

Ia paham hidupnya seperti kiamat. Tapi dalam kesempatan itu, ia terus berjuang untuk hidup. Angel mengatakan pada Martin kalau kakinya mulai bisa bergerak. Martin melihat itu sebagai keajaiban, ia pun pergi memeriksa keadaan kaki Angel dan dokter mengatakan kemungkian sembuh normal adalah 20 persen. Berita yang indah untuk Angel, tapi sayangnya dokter mengatan harus segera dilakukan operasi untuk membuat kakinya menjadi normal karena ada beberapa bagian urat pada kaki angel yang harus di ganti.

Martin memutuskan untuk membawa Angel ke rumah sakit terbaik di dunia. Angel menolak pada awalnya tapi inilah yang terjadi di malam sebelum itu semua terjadi.

“ Angel, aku selalu ingat keinginan kamu di hari natal. Kamu ingin berjalan. Tuhan telah mendengarkan impianmu itu, sekaranglah jalanmu. Kamu harus ikut aku pergi. Lakukan ini untuk kebahagiaanmu, jangan pikirkan biayanya karena aku bisa membantu.”

“ Tapi kamu terlalu baik untukku, aku tidak ingin berhutang budi.”

“ Kamu tau, aku punya keinginan permintaan natal juga. Kamu ingin tau?” jelas Martin.

“ OK katakan.”

“ Aku ingin kelak meihat kamu berjalan dan aku bisa bahagia bersamamu setelah itu dan..?”

“ Dan apa?”

“ Akan kukatakan kalau kamu sudah mau ikut aku ke untuk menyembuhkan kakimu,”

“ Baiklah..”

Mereka pun berangkat. 3 bulan sebelum natal. Operasi berjala dengan baik, tapi keadaan martin yang terlalu lelah membuatnya semakin buruk.Tapi lelahnya itu dibayar dengan semangat angel yang ingin sembuh dan berjala di saat natal. Semua terjadi, semua yang dilakukan dokter berhasil. Angel pun sembuh, ia mulai bisa berjalan dengan perlahan. Martin yang setia menjaganya selalu ada disampingnya.;

Hingga natal pun tiba. Angel berdua dengan martin. Di sebuah tempat yang indah., wajah martn begitu pucat. Martin pun meneruskan apa yang hendak ia katakan kepada Angel sesaat sebelum Angel di operasi.

“ aku sudah maafkan kamu sejak kita bertemu..?” kata Angel yang membuat Martin bingung.

“ Kamu maafkan untuk apa?”

“ Kamu tidak perlu katakana apapun, aku sudah memaafkan dan mencintai kamu dengan setulus hatiku.”

“ Angel, bagaimana kamu bisa tau?”

“ Aku tidak akan pernah lupa kejadian itu, sesaat sebelum kejadian itu aku melihatmu. Walau samar-samar aku bisa tau itu kamu.”

“ Aku benar-benar menyesal Angel, maafkan aku..”

“ Lupakan semuanya Martin. Aku selalu menerima keadaan ini sebagai takdir.”

“ Angel ada satu hal lagi yang ingin kamu tau..”

“ Katakan Martin?”

“ Aku positif HIV..”

Angel terdiam. Dan ia mengatakan satu hal untuk martin.

“ Ketika kamu melihatku sebagai gadis cacat, kamu tidak pernah merasa malu ataupun merasa takut bila aku merepotkan kamu. Aku begitu tersentuh, setiap manusia memiliki sisi yang tak bisa ia hindarkan tentang ketakutan akan petaka. Tapi kamu berbeda Martin, kamu menyadarkan aku untuk kuat, oleh karena itu, walaupun kamu menderita HIV, kini saatnya aku melakukab hal yang sama!”

“ Kenapa kamu mau? Kamu tidak takut padaku.”

“ Karena inilah takdir kita, apapun yang terjadi dengan keadaanmu. Kamu adalah bagian dalam hidupku yang akan selalu ada. Aku akan selalu ada disampingmu..”

Martin dan Angel menikah beberapa bulan kemudian. Setahun kemudian Angel sudah bisa berjalan tanpa tongkat, dua tahun kemudian. Mereka melahirkan anak dengan ajaibnya normal tanpa penyakit apapun. Tiga tahun kemudian di natal 2009., Martin meninggal karena penyakitnya.

Seperti kata Angel

“ Bagaimanapun keadaan kita dan siapapun yang memiliki keadaan sulit, janganlah merasa kamu akan sulit karenanya. Karena kita tidak bisa memilih apapun dalam hidup kita, selain bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan di masa lalu. Tapi percayalah masa depan akan indah bila kita beusaha untuk menerima keadaan kita.”

Kupersembahkan kisah ini untuk semua penderita AIDS di dunia, percayalah kalian adalah makluk tuhan yang paling bahagia dengan keadaan apapun.

Read more »

Kisah Seekor Kupu Kupu

Di sebuah kota kecil yang tenang & indah, ada sepasang pria & wanita
yang saling mencintai. Mereka selalu bersama memandang matahari terbit
di puncak gunung, bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja.
Setiap orang yang bertemu dengan mereka tdk bisa tidak akan menghantar
dengan pandangan kagum & doa bahagia. Mereka saling mengasihi satu sama lain

Namun pd suatu hari, malang sang lelaki mengalami luka berat akibat sebuah
kecelakaan. Ia berbaring di atas ranjang pasien beberapa malam tdk sadarkan
diri di rumah sakit. Siang hari sang wanita menjaga di depan ranjang & dgn
tiada henti memanggil2 kekasih yg tdk sadar sedikitpun.

Malamnya di kota tsb & tak lupa berdoa kepada Tuhan agar
kekasihnya selamat. Air matanya sendiri hampir kering krn menangis
sepanjang hari.

Seminggu telah berlalu, sang lelaki tetap pingsan tertidur spt dulu,

sedangkan si wanita telah berubah menjadi pucat pasi & lesu tdk terkira,

namun ia tetap dgn susah payah bertahan & akhirnya
pd suatu hari Tuhan terharu oleh keadaan wanita yg setia & teguh itu,
lalu Ia memutuskan memberikan kpd wanita itu sebuah pengecualian kpd
dirinya. Tuhan bertanya kpdnya “Apakah kamu benar2 bersedia

menggunakan nyawamu sendiri utk menukarnya?” . Si wanita tanpa

ragu sedikitpun menjawab “Ya”.

Tuhan berkata “Baiklah, Aku bisa segera membuat kekasihmu sembuh kembali,
namun kamu hrs berjanji menjelma menjadi kupu2 selama 3 thn. Pertukaran spt

ini apakah kamu juga bersedia?”. Siwanita terharu setelah mendengarnya &
dgn jawaban yg pasti menjawab “saya bersedia!”.

Hari telah terang. Si wanita telah mjd seekor kupu2 yg indah. Ia mohon diri
pd Tuhan lalu segera kembali ke rumah sakit. Hasilnya, lelaki itu benar2
telah siuman bahkan ia sedang berbicara dgn seorg dokter.
Namun sayang, ia tdk dpt mendengarnya sebab ia tak bisa masuk ke ruang itu.

Dgn di sekati oleh kaca, ia hanya bisa memandang dr jauh kekasihnya sendiri
Bbrp hari kemudian, sang lelaki telah sembuh. Namun ia sama sekali tdk bahagia.
Ia mencari keberadaan sang wanita pd setiap org yg lewat, namun tdk ada yg
tahu sebenarnya sang wanita telah pergi kemana.
Sang lelaki sepanjang hari tdk makan & istirahat terus mencari. Ia begitu
rindu kpdnya, begitu inginnya bertemu dgn sang kekasih, namun sang wanita yg

telah berubah mjd kupu2 bukankah setiap saat selalu berputar di sampingnya ?

hanya saja ia tdk bisa berteriak, tdk bisa memeluk. Ia hanya bisa

memandangnya secara diam2. Musim panas telah berakhir, angin musim gugur yg
sejuk meniup jatuh daun pepohonan. Kupu2 mau tdk mau hrs meninggalkan tempat
tsb lalu terakhir kali ia terbang & hinggap di atas bahu sang lelaki.

Ia bermaksud menggunakan sayapnya yg kecil halus membelai wajahnya,
menggunakan mulutnya yg kecil lembut mencium keningnya.

Namun tubuhnya yg kecil & lemah benar2 tdk boleh di ketahui olehnya,

sebuah gelombang suara tangisan yg sedih hanya dpt di dengar oleh kupu2 itu sendiri &

mau tdk mau dgn berat hati ia meninggalkan kekasihnya, terbang ke arah yg jauh

dgn membawa harapan.

Dlm sekejap telah tiba musim semi yg kedua, sang kupu2 dgn tdk sabarnya
segera terbang kembali mencari kekasihnya yg lama di tinggalkannya.

Namun di samping bayangan yg tak asing lagi ternyata telah berdiri seorg
wanita cantik. Dlm sekilas itu sang kupu2 nyaris jatuh dr angkasa.
Ia benar2 tdk percaya dgn pemandangan di depan matanya sendiri.

Lebih tdk percaya lagi dgn omongan yg di bicarakan banyak org. Orang2 selalu
menceritakan ketika hari natal, betapa parah sakit sang lelaki. Melukiskan
betapa baik dan manisnya dokter wanita itu.
Bahkan melukiskan betapa sudah sewajarnya percintaan mereka & tentu saja
juga melukiskan bahwa sang lelaki sudah bahagia spt dulu kala .

Sang kupu2 sangat sedih. Bbrp hari berikutnya ia seringkali melihat
kekasihnya sendiri membawa wanita itu ke gunung memandang matahari terbit,

menghantar matahari senja di pesisir pantai.
Segala yg pernah di milikinya dahulu dlm sekejap tokoh utamanya telah
berganti seorg wanita lain sedangkan ia sendiri selain kadangkala bisa
hinggap di atas bahunya, namun tdk dpt berbuat apa2.

Musim panas tahun ini sgt panjang, sang kupu2 setiap hari terbang rendah
dgn tersiksa & ia sudah tdk memiliki keberanian lagi utk mendekati
kekasihnya sendiri. Bisikan suara antara ia dgn wanita itu,ia & suara tawa
bahagianya sudah cukup membuat hembusan napas dirinya berakhir,

karenanya sebelum musim panas berakhir, sang kupu2 telah terbang berlalu.

Bunga bersemi & layu. Bunga layu & bersemi lagi. Bagi seekor kupu2 waktu seolah2
hanya menandakan semua ini.

Musim panas pd tahun ketiga, sang kupu2 sudah tdk sering lagi pergi
mengunjungi kekasihnya sendiri. Sang lelaki bekas kekasihnya itu mendekap

perlahan bahu si wanita, mencium lembut wajah wanitanya sendiri.

Sama sekali tdk punya waktu memperhatikan seekor kupu2 yg
hancur hatinya apalagi mengingat masa lalu.

Tiga tahun perjanjian Tuhan dgn sang kupu2 sudah akan segera
berakhir & pd saat hari yg terakhir, kekasih si kupu2
melaksanakan pernikahan dgn wanita itu.

didalam ruangan . Sang kupu2 secara diam2
masuk ke dalam & hinggap perlahan di atas pundak Tuhan.
Ia mendengarkan sang kekasih yg berada dibawah berikrar di hadapan Tuhan
dgn mengatakan “saya bersedia menikah dengannya!”.
Ia memandangi sang kekasih memakaikan cincin ke
tangan wanita itu, kemudian memandangi mereka berciuman dgn
mesranya lalu mengalirlah air mata sedih sang kupu2.

Dengan pedih hati Tuhan menarik napas “Apakah kamu menyesal?”.

Sang kupu2 mengeringkan air matanya “Tidak”.

Tuhan lalu berkata di sertai seberkas kegembiraan “Besok kamu
sudah dpt kembali mjd dirimu sendiri”.

Sang kupu2 menggeleng-gelengkan kepalanya “Biarkanlah aku menjadi kupu2 seumur hidup”.

ADA BEBERAPA KEHILANGAN MERUPAKAN TAKDIR.
ADA BEBERAPA PERTEMUAN ADALAH YANG TIDAK AKAN BERAKHIR SELAMANYA.
MENCINTAI SESEORANG TIDAK MESTI HARUS MEMILIKI,NAMUN MEMILIKI SESEORANG
MAKA HARUS BAIK-BAIK MENCINTAINYA..

Read more »

KISAH SEORANG ANAK

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain
saja.

Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga
Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal
dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi
semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya
mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya
pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang
sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya
tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar
hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak
kejadian itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah
perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi
yang mengingatnya.

Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti
sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari
betapa jahatnya perbuatan saya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas
kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore
itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad
dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?”

“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan
terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah
memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis
saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.
Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari
hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya
tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric…

Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap
sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.

“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”

Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”

Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10
tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus
menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega,
saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya.
Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah,
namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan
yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis
setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”

Saya pun membaca tulisan di kertas itu…

“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”

Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”

Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.

“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana… Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana.”

Read more »

CINTA IBU KEPADA ANAKNYA

Di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua renta, hidup berdua dengan anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang ibu seringkali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya itu. Sang anak mempunyai tabiat yang sangat buruk, yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam, dan masih banyak lagi yang membuat sang ibu sering menangis meratapi nasibnya yang malang. Namun begitu, si ibu tua itu selalu berdoa agar anaknya dapat sadar dan bertobat atas perbuatannya.

Suatu hari, si anak kembali mencuri di sebuah rumah salah satu penduduk desa. Namun malang, nasib si anak, dia tertangkap oleh warga penduduk desa setempat. Lalu ia dibawa ke hadapan pengadilan kerajaan untuk diadili sesuai dengan kebiasaan peraturan kerajaan. Setelah ditimbang berdasarkan sudah seringnya ia mencuri, maka tanpa ampun lagi sang anak lelaki tersebut dijatuhi hukuman pancung. Pengumuman hukuman pancung tersebut disebarkan ke seluruh penduduk desa. Hukuman pancung akan dilaksanakan esok harinya di depan rakyat desa dan kerajaan tepat pada saat loceng kerajaan berdentang menandakan pukul enam pagi.

Berita hukuman pancung itu akhirnya sampai ke telinga ibunya. Ia menangis meratapi anak yang sangat dicintainya, sambil berdoa kepada Tuhan.
Dengan tertatih-tatih si ibu tersebut mendatangi sang raja dan memohon agar anaknya dapat dibebaskan, tapi keputusan hukuman gantung sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat, si anak tetap harus menjalani hukuman tersebut. Dengan hati yang hancur dan perasaan sedih yang mendalam si ibu itu kembali ke rumahnya di desa.

Keesokan harinya, di tempat yang sudah ditentukan/ditetapkan, seluruh rakyat berbondong-bondong untuk menyaksikan hukuman pancung tersebut. Sang algojo sudah bersiap dengan alat pancungnya, dan si anak tadi sudah pasrah menantikan saat ajal menjemputnya. Terbayang di mata si anak itu pada wajah ibunya yang sudah tua. Tanpa terasa dia menangis menyesali perbuatannya.

Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai pada waktu yang ditentukan, lonceng kerajaan belum juga berdentang. Suasana mulai berisik. Sudah lewat 10 menit dari waktunya. Akhirnya didatangilah petugas yang bertugas membunyikan lonceng di kerajaan. Penjaga yang bertugas membunyikan lonceng tersebut juga mengaku heran, karena sudah dari tadi ia menarik tali lonceng, tapi suara dentangannya tidak terdengar.

Ketika mereka sedang dalam keadaan terheran-heran, tiba-tiba dari tali yang di pegannya untuk membunyikan lonceng mengalir darah, darah tersebut datangnya dari atas, berasal dari tempat dimana lonceng diikat. Dengan jantung berdebar-debar, seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas untuk menyelidiki sumber darah tersebut. Dan tahukah anda apa yang terjadi setelah itu? Ternyata di dalam lonceng besar tersebut ditemukan tubuh si ibu tua dengan kondisi kepala yang hancur berlumuran darah. Dia memeluk bandul di dalam lonceng yang mengakibatkan lonceng tidak berbunyi, sebagai gantinya kepalanya yang terbentur ke dinding lonceng.

Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan menetaskan air mata. Sementara sang anak meraung-raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan. Dia menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya selama ini. Ternyata malam sebelumnya si ibu itu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikatkan dirinya di lonceng tersebut serta memeluk besi yang ada di dalam lonceng tersebut, untuk menghindari hukuman pancung anak kesayangannya.

“Sungguh Cinta IBU kepada anaknya hingga akhir hayatnya”.
Read more »

 
Great HTML Templates from easytemplates.com.